oops ! 5 Fakta Mengejutkan Tentang Bahaya USB Type-C ?


Saat ini port USB Type-C atau USB-C mulai banyak digunakan pada smartphone, bahkan mungkin sudah menjadi port standar untuk gadget baru. Pasalnya, USB Type-C (USB 3.1) ini menawarkan kecepatan transfer data yang lebih tinggi, yakni 10 GB per detik atau sekitar 20 kali lebih cepat dari port USB tipe lama.

Selain itu, USB Type-C memiliki bentuk yang simetris. Jadi, kamu tidak perlu lagi bingung cara mencolokkan kabel yang benar.

Ya, USB-C berpotensi mengubah dunia menjadi lebih baik, tapi masih belum cukup aman. Masih banyak yang harus dilakukan untuk memastikan USB-C aman untuk semua orang.

Fakta Mengejutkan Tentang Bahaya USB Type-C

1. Tingkat Bahaya yang Lebih Tinggi

USB-Type-C
Fakta yang mengejutkan pertama adalah teknologi USB Type-C ini memiliki tingkat bahaya yang lebih tinggi dibandingkan dengan versi sebelumnya, yakni micro USB. Kebanyakan orang tidak sepenuhnya memahami mengapa USB-C sangat berbahaya.
Sebagai standar USB terbaru, USB Type-C dirancang dengan teknologi lebih canggih. USB-C mampu mengirim data lebih banyak dan lebih cepat, transfer daya pun lebih besar.
Itu adalah kelebihannya. Namun jika kualitas kabel USB-C tidak sesuai standar, maka dapat dengan mudah menghancurkan perangkat kamu dalam sekejap.

2. Bahaya Kabel USB Type-C Palsu

bahaya-kabel-usb-palsu
Tidak hanya bisa merusak perangkat, penggunaan kabel USB-C palsu atau yang tidak sesuai juga dapat membahayakan penggunanya. Karena rancangan kabel USB-C ini lebih rumit dalam mengatur transfer data dan daya.
Tidak semua orang memiliki pengetahuan tentang teknologi yang mendalam. Bagaimana jika orang awam membeli kabel USB Type-C sembarangan, entah itu untuk cadangan atau sebagai pengganti?
Ya, dibutuhkan solusi secara nyata segera. Untuk keamanan, sebaiknya kamu menggunakan kabel USB-C bawaan saja.

3. Kecurangan Produsen Aksesori

kecurangan-produsen-aksesori
Beberapa produsen aksesori tertangkap basah menggunakan standar kabel micro USB dan hanya mengganti ujungnya saja seperti bentuk USB Type-C. Hal ini jelas dapat membahayakan karena bisa merusak perangkat kamu yang pada dasarnya menggunakan USB Type C.
Jika memang USB-C kamu rusak atau hilang, sebaiknya kamu membeli pada produsen resmi dari smartphone yang kamu gunakan. Pastinya lebih mahal, tapi lebih baik mengeluarkan sedikit lebih banyak uang untuk menjamin keamanan.

4. Fast Charging

dash-charge
Masalah ini juga bukan hanya soal kualitas kabel yang buruk, beberapa pabrikan ponsel juga diketahui tidak bermain sesuai dengan aturan yang ada. Contohnya USB Type-C diklaim dapat melakukan proses pengisian ulang baterai yang jauh lebih cepat. Teori tersebut mungkin benar adanya. Namun juga boleh dikatakan tidak sepenuhnya benar.
Contohnya begini, awalnya teknologi Quick Charge milik Qualcomm tidak kompatibel dengan USB-C. Namun, itu tidak menghentikan Qualcomm dan pabrikan ponsel untuk membawa fitur pengisian cepat. Terus, ada juga OnePlus dengan Fash Charging-nya.
Mereka pun membuat kabel USB Type-C dengan spesifikasi khusus untuk menghadirkan fitur Quick Charge. Kabar buruknya, kabel USB Type-C standar berkualitas buatan produsen aksesori pihak ketiga pun tidak bisa digunakan. Jika memaksa, berpotensi untuk menimbulkan masalah yang sangat serius bagi pengguna yang membeli kabel murah secara online.

5. Belum Ada Standardisasi

belum ada standarisasi
Alih-alih mengikuti panduan untuk membuat USB-C standar yang kompatibel dengan banyak perangkat, banyak pabrikan ponsel yang malah lebih suka menonjolkan fitur tertentu yang sebenarnya tidak lebih baik dari kelebihan USB Type-C itu sendiri.
Akhir kata, dibutuhkan kejelasan spesifikasi USB Type-C dan perlu standardisasi antara pihak pabrikan ponsel dan pembuat aksesori pihak ketiga.
Ya, kita tidak bisa mengelak perkembangan teknologi bukan? Semoga informasi ini bermanfaat dan bagaimana pendapat kamu sendiri tentang penggunaan USB Type-C? Share ya pendapat kamu di kolom komentar di bawah ini!

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »
Powered by Blogger.